Selasa, 06 Januari 2009

Tanpa Izin Menteri Kehutanan Hutan Disulap Jadi Kebun Kelapa Sawit

Nunukan-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim), telah mengubah status dan fungsi Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) menjadi Kawasan Budidaya Non-Kehutanan (KBNK) dan memberikan hak pengelolaannya kepada sedikitnya empat perusahaan perkebunan sawit, tanpa izin Menteri Kehutanan (Menhut).

Seharusnya status dan fungsi hutan tidak boleh dijadikan perkebunan tanpa izin Menhut. Sebagian besar dari kawasan hutan seluas 70.413 hektare di sepanjangperbatasan Kaltim - Sabah, Malaysia, itu masih atusan ribu batang kayu ditebang, diperdagangkan, dan diubah menjadi perkebunan. Termasuk kayu hutan tanaman industri milik PT Adindo Hutani Lestari (AHL) yang ditebang dan dibakar tanpa sepengetahuan PT AHL. Melalui Menhut, PT AHL telah berkali-kali protes terhadap sedikitnya empat perusahaan perkebunan yang merambah areal HPH-nya.

Perusahaan itu adalah PT Nunukan Jaya Lestari (NJL), PT Sebakis Inti Lestari (SIL), PT Sebuku Inti Plantation (SIP) dan PT Pohon Emas Lestari (PEL) yang juga anak perusahaan PT NJL. Pemkab Nunukan telah melakukan rekayasa antara lain melampirkan persetujuan DPRD Nunukan. Tetapi hingga berita ini diturunkan, pihak DPRD belum pernah menerbitkan surat dukungan untuk mengubah status hutan KBK menjadi KBNK.


Surat Dukungan
Ketua DPRD Nunukan, Ngatijan SP yang dihubungi SH, menjelaskan pihaknya belumpernah menerbitkan surat dukungan kepada Bupati Nunukan, Abdul Hafid Achmad. Wakil Ketua DPRD Nunukan, Abdul Wahab Kiak juga mengaku heran atas surat Bupati Nunukan kepada Menhut yang mencantumkan surat dukungan DPRD kepada Menhut Nomor 522.12/295/DKB-1/IX/2005, tertanggal 15 September 2005. Padahal, surat permohonan dukungan itu baru disampaikan ke DPRD Nunukan 22 September 2005. "Kalau demikian, dukungan yang jadi lampiran permohonan perubahan status itu, dukungan siapa, " tanya Wahab Kiak.
Seperti diketahui, perubahan status yang diizinkan secara sepihak oleh Bupati Nunukan itu, masih tumpang tindih dengan areal PT AHL. Misalnya, PT NJL yang memperoleh izin Bupati seluas 17.413 hektare, ternyata tumpang tindih 2.500 hektare dengan milik PT AHL. Karena NJL membuka lahan sampai 10.000 hektare dari areal yang tidak dibebani hak 13.913 hektare, dan KBNK hanya 1.000 hektare. Bahkan, telah menempatkan pabrik CPO berkapasitas 60 ton/jam.

Sedangkan PT SIL 20.000 hektare, tumpang tindih dengan PT AHL seluas 11.375 hektare; areal yang tidak dibebani hak mencapai 7.825 hektare, dengan KBNK hanya 800 hektare, dan realisasi perkebunan sekitar 2.000 hektare.

Demikian pula pada areal PT SIP 20.000 hektare, kawasan tumpang tindihnya 3.375 hektare. Kawasan yang tidak dibebani hak mencapai 9.750 hektare, dan kawasan KBNK 6.875 hektare, sementara lahan yang telah diubah menjadi perkebunan 1.000 hektare. Sedangkan PT PEL 3.000 hektare, tumpang tindih 2.500 hektare, dan lahan KBNK 10.000 hektare.

Sebagai kompensasi lahan hutan menjadi perkebunan, Bupati Nunukan Abdul Hafid menawarkan sebagian wilayah hulu Sungai Sembakung, Desa Sumentobol, dan Desa Tau Lumbis, Kecamatan Lumbis; Daerah Aliran Sungai (DAS) Sembakung Hilir dan Sungai Linuang Kayan, Kecamatan Sembakung; dan DAS Sebuku Hilir perbatasan Kecamatan Sebuku dan Kecamatan Sembakung.


Dua Kewarganegaraan
PT NJL dan PT PEL telah memperoleh kredit dari Bank BNI (Tbk) sebesar Rp 75 miliar tahun 2004. Sebagai jaminan kredit, PT NJL mempertanggungkan hak guna usaha atas tanah negara seluas 19.974 hektare di Desa Simenggaris yang dijadikan lahan perkebunan sawit.

Padahal, PT NJL dan PT PEL dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kewarganegaraan rangkap yaitu Malaysia dan Indonesia. Selain memperoleh kredit dari Bank BNI (Tbk), perusahaan milik Datuk Haji Andi Yakin bin Mapaseng (nama di Malaysia) dan Muhammad Sampa (nama di Indonesia), perusahaan yang sama kini tengah mengusahakan kredit baru dengan jumlah cukup besar melalui Bank BNI (Tbk) atau Bank Mandiri.

Sumber SH mempertanyakan kemudahan perolehan kredit itu, karena Muhammad Sampai sebagai Direktur Utama PT NJL dan pemegang saham PT PEL, dan sejumlah pemegang saham lainnya termasuk Asmar, diragukan kewarganegaraan Indonesianya. Asmar adalah anak Muhammad Sampa. Muhammad Sampa di dalam akte notaris perusahaan PT PEL terdaftar sebagai salah seorang pemegang saham, lahir 29 November 1969, dengan alamat Nunukan, pemegang KTP nomor 13.2001/1514/13757/2001 yang berlaku hingga 29 November 2004.
Sedangkan di Malaysia diketahui bernama Datuk Andi Yakin bin Mapaseng, yang telah membangun ladang kelapa sawit milik negari Sabah dengan label Sawit Kinabalu Berhad. n
Copyright © Sinar Harapan 2003

Ketua Umum, Saya Sangat Yakin PDI Perjuangan Tidak Pernah Ditinggalkan Rakyatnya

Infokom-Media PDI Perjuangan - 35 tahun merupakan usia yang telah membuat PDI Perjuangan tumbuh menjadi Partai yang memiliki cukup pengalaman dan yang cukup matang sebagai Partai politik setelah mengalami masa-masa pasang surut. Namun demikian, PDI Perjuangan, hingga saat ini tidak pernah sedetik pun ditinggalkan massanya.

Demikian pandangan Ketua Umum Hj. Megawati Soekarnoputri mengenai perjalanan panjang PDI Perjuangan di usianya ke 35 yang diungkapkan dalam pidatonya saat perayaan HUT Partai ke 35 di lapangan Gasibo, Bandung, di tengah sekitar 45.000 warga Bandung dan sekitarnya.

"Sebagai Ketua Umum, saya sangat yakin PDI Perjuangan tidak pernah ditinggalkan rakyatnya. Pasang surut adalah wajar, ada pula yang ragu dengan PDI Perjuangan. Tapi itu merupakan bagian pendidikan politik rakyat untuk lebih cerdas mengamati perkembangan di negerinya," terang Ketua Umum.

Ketua Umum sendiri menyatakan bahwa dirinya tidak pernah merasa mencuri start kampanye seperti yang ditudingkan beberapa pihak belakangan ini merujuk pada aktivitas Hj. Megawati turun langsung ke tengah-tengah rakyatnya di berbagai pelosok, termasuk di Kota Bandung pada Sabtu (15/3) kemarin. Untuk mendapatkan kemenangan, tidak ada cara lain kecuali kerja keras. Makanya saya datang ke sini, ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur. Dan orang mengatakan saya mencuri start. Saya katakan saya tidak peduli. Karena saya mendatangi warga saya. Saya hanya ingin rakyat tidak dibodohi lagi," tegas Ketua Umum seraya menerangkan kegiatannya tersebut tidak terlepas dari pendidikan politik rakyat.

Pendidikan politik tersebut merupakan suatu yang perlu untuk dilakukan mengingat saat ini, melalui pemilu langsung dari tingkat pusat, provinsi hingga Kabupaten/Kota dilakukan secara langsung oleh rakyat. "Hak pilih itu diberikan 100% kepada rakyat seperti pilkada, pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif. Artinya, setiap orang berhak menentukan pilihannya. Saya mengajak untuk berpikir lebih cerdas. Pengalaman sudah ada, jadi jangan kembali salah pilih. Banyak ibu-ibu yang mengeluh dengan faktor sekarang, karena sembako pada naik, kenapa tidak memilih saya. Makanya, banyak ibu-ibu yang nyesel tidak memlih saya. Hati-hati, limalima tahun," urai Ketua Umum.

Sebagaimana disampaikan Ketua Panitia HUT Syarif Bastaman dalam pidato pembukaannya melaporkan, perayaan HUT PDI Perjuangan oleh PDI Perjuangan Jawa Barat pada Sabtu (15/3) itu diisi dengan meriah dan penuh kekeluargaan. Selain diisi gerak jalan sehat diikuti dengan pembagian door prize berupa beberapa sepeda motor, kulkas, mesin cuci, televisi, mini compo, setrikaan dan magic jar. Perayaan HUT yang dibawakan oleh Deddy Gumelar "Miing" itu diisi dengan hiburan-hiburan dari Jelly Tobing band and friends, Eddo Kondologit, Andi 'Rif, serta beberapa artis lain. Bahkan Ketua DPC yang juga Walikota Bekasi terpilih Mochtar Muhammad serta Cagub Jawa Barat Agum Gumelar sempat juga menyumbangkan lagu.

Sebagai partai yang sudah mengalami pasang surut dalam perjalanan pernjuangannya, PDI Perjuangan akan terus berusaha untuk menjadi Partai yang berpihak dan memperjuangkan kepentingan "wong cilik", juga Partai yang tidak membedakan suku dan agama, "PDI Perjuangan bertekat untuk memperbaiki kondisi rakyat Indonesia," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Rudy Harsya Tanaya.

Dalam pidatonya, Rudy mengungkapkan perayaan HUT PDI Perjuangan di Jawa Barat ini terasa begitu istimewa, karena di awal tahun 2008 ini telah berhasil menyumbangkan dua kadernya sebagai Kepala Daerah di Bekasi dan Kabupaten Cirebon.

Pada perayaan HUT kali itu, Cagub/Cawagub Agum-Nu'man juga turut mengucapkan HUT ke-35 PDI Perjuangan, Agum mengatakan PDI Perjuangan harus menjadi partai yang mencintai dan dicintai oleh masyarakat, "Hari ini saya mengucapkan selamat HUT ke-35 PDI Perjuangan, ucap Agum. Dia juga mendoakan, semoga PDI Perjuangan sebagai Partai yang selalu mencintai dan dicintai.

Pada kesempatan tersebut Agum dan Nu'man juga mengucapkan terima kasih kepada PDI Perjuangan yang telah mengusung pasangan yang disingkat AMAN itu serta partai-partai pendukung lainnya. Dia juga mengungkapkan usungan dan dukungan tersebut merupakan perintah rakyat untuk tidak mengecewakan rakyat.

Selain dihadiri oleh Ketua Umum Hj. Megawati Soekarnoputri dan beberapa fungsionaris DPP PDI Perjuangan, seluruh pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Mochtar Muhammad Wali Kota Bekasi, dan kader-kader PDI Perjuangan se-Jawa Barat menit mengambil keputusan, karena akibatnya

Mega Pemersatu Bangsa, Pembawa Kemakmuran

MEGAWATI Soekarnoputri diyakini akan mampu menjadikan masyarakatnya lebih makmur jika memimpin republik ini. Dengan wibawanya, putri tokoh pemersatu bangsa ini dinilai paling bisa mempersatukan semua elemen masyarakat.



Pengamat politik Yudi Latif mengatakan, dalam diri Mega mengalir darah Islam yang sangat kuat. Dari garis ibunya, Fatmawati putri tokoh Muhammadiyah Sumatra yang digabungkan dengan darah Soekarno yang keturunan Jawa dan Bali, akan bisa mempersatukan berbagai elemen. Soekarno juga pernah membentuk partai nasionalis dengan restu tokoh-tokoh Islam.

"Kalau kita bandingkan diantara ketua partai-partai lainnya, ada yang mengaku nasionalis religius, sosialis religius. Cuma satu-satunya partai yang menggabungkan tiga hal ini. Itulah Megawati dengan PDI Perjuangan-nya," jelas Yudi Latif, di sela bedah buku Mereka Bicara Mega yang diluncurkan di Hotel Sultan Jakarta , Jumat (12/12).

Sementara, pengamat politik Sukardi Rinakit mengungkapkan, Indonesia akan mampu membawa kemakmuran bagi rakyatnya jika dipimpin presiden dan wapres yang sama-sama memiliki popularitas leadership yang bagus. Pernyataan itu juga pernah disampaikan Sukardi saat Rakernas PDI Perjuangan di Makasar.

"Saya masih yakin bahwa negeri ini akan mampu menjadikan masyakatnya lebih makmur jika dipimpin dua figur yang memiliki kewibawaan besar," katanya.

Megawati Soekarnoputri memang pantas menjadi bahan pembicaraan. Bukan hanya karena dirinya Putri Presiden Pertama RI, Soekarno, tapi juga tentang sosok keibuannya yang kalem untuk memimpin negeri ini.
Semua tentang Mega benar-benar dibedah dalam buku Mereka Bicara Mega di Hotel Sultan Jakarta. Dalam buku yang dieditori Zainun Ahmadi dan Rahadi Zakaria itu gambaran Mega disajikan dari perspektif 38 tokoh politik dan masyarakat.

Tak tanggung tokoh yang membicarakan Mega dalam buku yang di-kata pengantar-i Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin itu. Politikus sekelas Akbar Tandjung, Amien Rais hingga Prabowo Subianto pun menyampaikan opininya tentang Mega. Begitu juga seniman budayawan seperti WS Rendra, Mohammad Sobari hingga rohaniawan Frans Magnis Suseno ikut bicara Mega.

Dalam acara launching, Sekjen DPP Pramono Anung mengatakan banyak masyarakat yang mengusulkan agar Megawati lebih banyak berbicara di kancah perpolitikan. Tak pelak jika di acara Kick Andi (MetroTV) durasi yang sudah ditetapkan produser televisi swasta itu molor dari 1,5 menjadi 3,5 jam.

"Ternyata kita semua kaget ketika Bu Mega hadir di Kick Andi yang seyogianya wawancaranya 1,5 jam malah menjadi 3,5 jam. Ada banyak hal yang selama ini tidak disampaikan ke publik," ujar Pramono.

Rencananya, rekaman Kick Andi itu akan disiarkan pada 19 Desember 2008 dan bulan Maret 2009. "Karena kesulitan untuk memotong, Pak Surya Paloh mengusulkan untuk diputar dua kali," tambahnya.

Tak heran jika para tokoh dalam buku itu, lanjut Pramono, ada yang menginginkan Megawati lebih banyak bicara sebagai tokoh nasionalis, yang mampu mempersatukan kebhinekaan.

"Ada beberapa tokoh Muhammadiyah seperti Syafii Maarif, A Malik Fajar yang menginginkan Ibu tampil sebagai tokoh nasionalis tokoh yang mempersatukan kita, tokoh yang selalu mengusung kebhinekaan dan sebagainya," katanya.

Dalam buku itu, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung juga mengutarakan kedekatannya dengan Megawati sejak masih remaja. Saat itu dia yang satu sekolah dengan Mega di SMP Cikini, pernah mengantarkannya pulang dari kursus bahasa Inggris.

Yang menarik adalah saat Ketua Umum Partai Bintang Reformasi Burzah Zarnubi menyampaikan pendapatnya dengan diawali guyonan. Begitu naik panggung, Burzah justru memanggil-manggil nama Megawati meski yang dicari duduk di kursi deretan depan.

"Mana bu Mega ini. Datang tidak? Oh...itu dia," katanya yang langsung disambut tawa hadirin.

Menurutnya, pada pemilu mendatang hanya ada dua capres yang berpengalaman, yakni Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun pamor SBY saat ini sudah meredup sementara PDI Perjuangan justru sibuk merapatkan barisan untuk memenangkan Megawati.

"Kalau Pak Sultan ya...boleh juga. Kalau bisa jadi presiden, tapi kalau tidak bisa ya wakili bu Mega saja," ujar Burzah.

Calon Presiden Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Rizal Ramli menganggap Indonesia membutuhkan presiden baru yang tidak mengikuti garis Mafia Barkley atau Neoliberalisme Amerika Serikat. Tak heran jika sampai sekarang negeri ini belum bisa memakmurkan rakyatnya.

"Jadi kami semua berdoa mudah-mudahan kalau Mbak Mega jadi presiden, bukan hanya sekadar mengalahkan SBY. SBY itu pasti akan kalah sebentar lagi," katanya.

Capres Partai RepublikaN Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, duet dengan Megawati masih melalui proses yang lama. Masih perlu menyamakan visi dan misi masing-masing. "Kalau saya nasionalis dan pluralis. Kalau dianggep cocok ya bisa bicara, kalau nggak cocok nggak akan bicara. Kan gitu!"

Saat didesak peluang menjadi wakil Mega, menurutnya perkembangannya belum mengarah ke situ. Meski demikian, menurutnya hal itu bisa terjadi. "Nanti kita liat perkembangan. Negosiasi aja belum kok," tambahnya

Tanggal 28, Bulan 8, PDI Perjuangan Resmikan Nomor Urut 28 Secara Serentak

Infokom-Media PDI Perjuangan – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Megawati Soekarnoputri, akan meresmikan dimulainya sosalisasi nomor 28 sebagai nomor urut PDI Perjuangan dalam pemilu 2009, hari Kamis (28/8) mendatang, yang dipusatkan di kantor Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Propinsi Lampung, saat Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bersilaturahim dengan masyarakat Lampung dan mengkampanyekan pasangan calon Gubernur Lampung, Sjahroedin ZP dan Joko Umar Said.

Demikian salah satu keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, di Sekretariat DPP, Jl. Lenteng Agung No. 99, Jakarta Selatan, Selasa siang kemarin (12/8). Dalam rapat pleno yang dipimpin oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tersebut juga memutuskan bahwa peresmian nomor urut PDI Perjuangan dalam perhelatan demokrasi tahun depat tersebut akan dilakukan secara serentak di seluruh kantor Sekretariat DPD PDI Perjuangan se Indonesia.


Terkait pelaksanaan sosialisasi nomor urut tersebut, DPP PDI Perjuangan juga akan melakukan hal yang sama di Sekretariat DPP, yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan DPD DKI.

Acara sosialisasi nomor urut di DPP PDI Perjuangan tersebut akan dilanjutkan malam harinya dengan menggelar wayang kulit, dengan dalang ki Manteb Sudarsono.

"PDI Perjuangan memilih tanggal 28 Agustus (28/8) sebagai tanggal peresmian program sosialisasi nomor urut tersebut dengan menyesuaikan dengan dengan nomor urut PDI Perjuangan dalam pemilu 2009, yaitu nomor 28," jelas Ketua DPP bidang Infokom, Daryatmo Mardiyanto